Schizophrenia VS Clairvoyant

Mari kita ngobrol soal Schizophrenia sore ini. Schizophrenia itu apa sih?

Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa Schizophrenia adalah penyakit mental yang disebabkan oleh kerusakan fisiologis pada otak. Pada wilayah sistem Limbik. Tepatnya pada Hypocampuss.

Penderita Schzoprenia sering mengalami gangguan halusinasi, mendengar suara-suara di kepala, kekacauan dalam komunikasi, ketiadaan hubungan yang stabil dengan lingkungan, kecenderungan menarik diri dari lingkungan, paranoid, dll yang berujung pada  keterasingan.

Penyebab penyakit ini antara lain, gen, adiksi obat dan alkohol dan lingkungan, termasuk di dalamnya trauma sebelum dan paska kelahiran.

Apakah ada hubungannya dengan Clairvoyant?

No. BIG No.

Saya akan mulai dengan apa itu Clairvoyant. Claire itu asal muasalnya dari Bahasa Perancis, yang artinya jernih. Jadi bisa dibilang segala atribut yang menggunakan kata Claire merujuk pada kemampuan seseorang menangkap/mengetahui dimensi (yang mengikuti kata Claire) lebih jernih dari kebanyakan orang.

Ada beberapa ‘Claire’ yang disepakati bersama sebagai kemampuan supra:

  • Clairvoyant, kemampuan untuk melihat masa depan dan masa lalu, juga spirit melalui eye’s mind. Umm, mungkin agan di sini ada yang bisa melalui mata yang sebenarnya?
  • Clairaudience, kemampuan untuk mendengar suara-suara pada frekuensi yang tidak mampu ditangkap oleh telinga pada umumnya. Nah, kalian yang sering banget mengalami momen, ngiiing… denging panjang lalu hening, coba fokus dan niatkan untuk (kalo istilah saya sih) download. Apapun itu terima dan simpan, kelak kalo dibutuhkan, informasi itu akan keluar sendiri. Syukur-syukur kalau bisa recalling sesuai keinginan hati.
  • Clairsensing/clairemphaty, kemampuan untuk memperoleh informasi dengan merasakan medan energi. Ada orang yang sedih pada jarak sekian meter clairsensing sudah ikut gelisah.
  • Clairtangency, biasa disebut juga dengan psychometric.
  • Clairaliance/clairscent, kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu berdasarkan aromanya. Clairescent sering mencium aroma seperti wangi dupa, melati, kopi, buhur berseliweran di udara.
  • Clairgustance, kemampuan untuk menentukan rasa tanpa meletakkan sesuatu dalam lidah.

Pada sebagian orang yang berbakat, bisa memiliki lebih dari satu kemampuan. Dan kemampuan multi dimensi ini sebenarnya bisa dicapai apabila koneksi antar susunan syaraf pada otak terjalin dengan maksimal.

Otaknya otak adalah berada di sistem Limbik. Sistem Limbik terdiri dari Hypothalamus, Hypocampuss  dan Thalamus. Mereka yang melakukan praktek meditasi dengan rutin, pada saat memasuki kedalaman mental tertentu, Hypothalamus-nya bekerja maksimal sehingga kinerja kalenjar-kalenjar hormon mengalami peningkatan. Dan membuat batang otak (sumsum tulang belakang) bereaksi dengan melakukan proses diamagnetik. Fyi, sumsum tulang belakang bersifat semi konduktor. Dengan adanya proses ini, maka energi hormonal pun mengalami peningkatan beribu-ribu kali. Hormon sering disebut  bersifat sebagai Neurokimia-Elektromagnetik. Jadi, masuk akal kalau saat meditasi kita sering mengalami/merasakan, serr..serr.. kedutan listrik, atau nggremet-nggremet di wajah atau bagian tubuh lain.

Abaikan. Karena ya emang proses dalam tubuh begitu adanya.

Lalu energi hormon yang berlipat tadi kemana?

Konon kabarnya, otak kita memiliki 100 milyar neuron. Setiap neuron memiliki sampai 20 ribu hubungan sinapsis. Masing-masing hubungan sinapsis mampu mengalirkan 10 informasi tanpa tumbukan.

Kalau seluruh simpul itu nyala, berapa banyak pemahaman yang akan kita peroleh. Bayangkan dahsyatnya. Bagaimana menyalakannya? Diperlukan energi listrik yang sangat besar. Sebesar energi yang dibutuhkan untuk menerangi sebuah pulau seluas Pulau Jawa.

Nah, energi hormon yang kita hasilkan setiap kali bermeditasi itulah yang perlahan-lahan, sedikit demi sedikit menyalakan setiap simpul. Maka ketika banyak simpul telah menyala maka kemampuan multi dimensi perlahan mengalami peningkatan. Itu sebabnya saya katakan di awal bahwa kemampuan ‘The Clairs’ bisa dilatih melalui praktek meditasi yang rutin.

Pada titik inilah perbedaan antara Schizophrenia dan Clairvoyant berada. Segala penglihatan atau pendengaran yang ‘berbeda’ dengan kebanyakan orang, harus bisa diseleksi dan dimaknai dengan kesadaran. Sebab jika tidak maka itu semua pada akhirnya hanya menempatkan seseorang pada BKI, Barisan Kena Ilusi alias Schizophrenia.